PENGARUH
HEAT STRESS PADA MANUSIA
Tekanan/terpaan panas
yang mengenai tubuh manusia dapat mengakibatkan berbagai permasalahan kesehatan
hingga kematian. Pada musim panas tahun 95 100 penduduk chicago meninggal karena gelombang panas di
musim panas. Penelitian lain di Amerika menunjukkan terjadi 400 kematian setiap
tahun yang diakibatkan oleh tekanan panas (Tom P. Moreau dan Michael Daater,
2005). Dari tahun 1995 hingga 2001 di Amerika juga tercatat ada 21 pemain
sepakbola muda meninggal terkena akibat heatstroke (Michael F. Bergeron,,
2005). Di Jepang dari tahun 2001-2003 dilaporkan
483 ornag tidak masuk kerja selama lebih dari 4 hari karena penyakit akibat
panas. Dari 483 tersebut 63 orang meninggal.
(Yoshi-ichiro KAMIJO and Hiroshi NOSE, 2006).Kematian tersebut diakibatkan oleh
berbagai penyakit yang diakibatkan oleh terpaan panas pada tubuh. Berbagai
penyakit tersebut meliputi:
1.
Heat rash merupakan gejala awal dari
yang berpotensi menimbulkan penyakit akibat tekanan panas. Penyakit ini
berkaitan dengan panas, kondisi lembab dimana keringat tidak mampu menguap dari
kulit dan pakaian. Penyakit ini mungkin terjadi pada sebgaian kecil area kulit
atau bagian tubuh. Meskipun telah diobati pada area yang sakit produksi
keringat tidak akan kembali normal untuk 4 sampai 6 minggu.
2.
Heat syncope
adalah ganggunan induksi panas yang lebih serius. Ciri dari gangguan ini adalah
pening dan pingsan akibat berada dalam lingkungan panas pada waktu yang cukup
lama.
3.
Heat cramp
gejala dari penyakit ini adalah rasa nyeri dan kejang pada kakai, tangan dan
abdomen dan banyak mengeluarkan keringat. Hal ini disebabkan karena
ketidakseimbangan cairan dan garam selama melakukan kerja fisik yang berat di
lingkungan yang panas
4.
Heat
exhaustion diakibatkan oleh berkurangnya cairan tubuh atau volume darah.
Kondisi ini terjadi jika jumalah air yang dikeluarkan seperti keringat melebihi
dari air yang diminum selama terkena panas. Gejalanya adalah keringat sangat
banyak, kulit pucat, lemah, pening, mual, pernapasan pendek dan cepat, pusing
dan pingsan. Suhu tubuh
antara (37°C - 40°C)
5.
Heat stroke
adalah penyakit gangguan panas yang mengancam nyawa yang terkait dengan
pekerjaan pada kondisi sangat panas dan lembab. Penyakit ini dapat
menyebabkan koma dan kematian. Gejala dari penyakit ini adalah detak jantung
cepat, suhu tubuh tinggi 40o C atau lebih, panas, kulit kering dan
tampak kebiruan atau kemerahan, Tidak ada keringat di tubuh korban, pening,
menggigil, muak, pusing, kebingungan mental da pingsan.
6.
Multiorgan-dysfunction syndrome Continuum adalah
rangkaian sindrom/gangguan yang terjadi pada lebih dari satu/ sebagian anggota
tubuh akibat heat stroke, trauma dan lainnya.Penyakit lain yang bias timbul
adalah penyakit jantung, tekanan darah tinggi, gangguan ginjal dan gangguan psikiatri.
(Climate Change and Health Office Safe Environments
Programme Health Canada, 2006
|
Penyakit akibat terpaan panas ini
diakibatkan karena naik/turunnya suhu tubuh. Suhu normal tubuh berkisar
anatara 37-38oC (99 – 100oF)
(NCDOOL, 2001). Perubahan suhu inti tubuh naik/turun 2 oC dapat mengakibatkan
gangguan pada tubuh. Berikut ini adalah temperatur normal tubuh manusia dari
berbagai usia.
Suhu tubuh harus dijaga agar tetap berada pada suhu
normal agar seluruh organ tubuh dapat bekerja dengan normal. Jika terjadi
perubahan core temperature tubuh maka beberapa fungsi organ tubuh akan
terganggu. Sistem metabolisme tubuh secara alami dapat bereakasi untuk menjaga
kenormalan suhu tubuh seperti denagn keluarnya keringat, menggigil dan
meningkatkan/mengurangi aliran darah pada tubuh. Untuk pengaturan suhu tubuh secara
eksternal ada 7 faktor yang harus dikontrol yaitu: suhu udara, kelembapan,
kecepatan udara, pakaian, aktivitas fisik, radiasi panas dari berbagai sumber
panas dan lamanya waktu terpaan panas. Berikut adalah keadaan manusia pada
berbagai variasi suhu tubuh:
Kondisi panas
- 37°C (98.6°F) – Suhu tubuh normal (36-37.5°C /96.8-99.5°F)
- 38°C (100.4°F) – berkeringat,, sangat tidak nyaman, sedikit lapar
- 39°C (102.2°F) – berkeringat, kulit merah dan basah, napas dan jantung bedenyut kencang, kelelahan, merangsang kambuhnya epilepsi
- 40°C (104°F) -Pingsang, dehidrasi, lemahn, sakitkepala, muntah, pening dan berkeringat
- 41°C (105.8°F) – Keadaan gawat. Pingsan, pening, bingung sakit kepala, halusinasi, , napas sesak, mengantuk mata kabur, , jantung berdebar
- 42°C (107.6°F) – pucat kulit memerah dan basah, koma, mata gelap, muntah dan terjadi gangguan hebat. tekanan darah menjadi tingg/rendah dan detak jantung cepat.
- 43°C (109.4°F) – Ummumnya meninggal, kerusakan otak, gangguan dan goncangan hebat terus menerus, fungsi pernapasan kolaps.
- 44°C (111.2°F) or more – Hampir dipastikan meninggal namun ada beberapa pasien yang mampu bertahan hingg diatas 46°C (114.8°F).
Kondisi Dingin
- 37°C (98.6°F) – Suhu tubuh normal (36-37.5°C /96.8-99.5°F)
- 36°C (96.8°F) – Menggigil ringan hingga sedang
- 35°C (95.0°F) – (Hipotermia suhu kurang dari 35°C (95.0°F) – menggigil keras, kulit menjadi biru/keabuan. Jantung menjadi berdegup.
- 34°C (93.2°F) – Mengggil yang sanagat keras, jari kaku, kebiruan dan bingung.terjadi perubahan perilaku
- 33°C (91.4°F) – Bingung sedang hingga parah, mengantuk, dpresi, berhenti menggigil, denyut jantung lemah, napas pendek dan tidak mamapu merespon rangsangan.
- 32°C (89.6°F) – (kondisi gawat Halusinasi, gangguan hebat, sanagat bingung, tidur yang dalam dan menuju koma, detak jantung rendah , tidak menggigil.
- 31°C (87.8°F) – Comatose, tidak sadar, tidak memiliki reflex, sjantung dnagat lamabatTerjadi gangguan iarama jantung yangs serius.
- 28°C (82.4°F) – Jantung berhenti berdetak pasien menuju kematian
- 24-26°C (75.2-78.8°F) or less – Terjadi kematian namun beberapa pasien ada yang mampu bertahan hidup hinggan dibawah 24-26°C (75.2-78.8°F)
Terpaan panas pada tubuh
pertama kali diterima oleh lapisan kulit pada tubuh. Sehingga efek terbesar
proses terpaan panas terajdi pada kulit. Jika kulit diterpa panas pada suhu
tertentu dalam waktu tertentu maka selaian akan berakibat pada terjadinya heat
strain pada tubuh juga matinya/kerusakan sel-sel tubuh. Dengan matinya sel-sel
tubuh t maka akan menyebabkan terjadinya gangguan pada panca indera manusia,
regnerasi sel terhambat dan akhirnya terjadi proses penuaan lebih cepat seiring
kurang otimalnya fungsi organ tubuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar